AmirulMukminin a.s. berkata: “Ujub terdiri atas beberapa derajat, di antaranya adalah ujub yang memperindah perbuatan buruk pada manusia sehingga ia menganggapnya sebagai perbuatan baik.” Orang kafir, munafik, musyrik, ateis, pemilik sifat dan watak buruk, atau ahli maksiat dan dosa adakalanya sampai pada tingkat mengagumi dan ujub dengan semua
JAKARTA – Menuntut ilmu dan menunaikan ibadah merupakan hal yang sama-sama dianjurkan dalam Islam. Meski demikian, keduanya memiliki kedudukan yang berbeda meski sama-sama baik jika ditunaikan. Dalam kitab Muhammad Sang Teladan karya Abdurrohman As-Syarqawi disebutkan bahwa Rasulullah SAW dalam hadis riwayat At-Thabrani pernah berkata فضل العلم خير من العبادة “Fadhlul ilmi khairun min fadhlil ibadati.” Yang artinya “Keutamaan ilmu jauh lebih baik daripada keutamaan ibadah,”. Hadits ini dikatakan Rasulullah SAW tak lepas dari konteks yang terjadi di masa tersebut. Yakni di saat sahabat-sahabat Nabi banyak yang melaksanakan ibadah dengan cara berlebih-lebihan seperti sholat di malam hari dan berpuasa di siang hari terus-menerus. Bahkan di antara mereka ada yang tidak menggauli istri-istrinya lagi. Sehingga Rasulullah SAW pun mengatakan kepada mereka bahwa sebagai seorang Nabi, dirinya masih melakukan makan, minum, menjalani kehidupan sehari-hari, menggauli istri-istrinya, dan menikmati rezeki yang halal. Agama Islam yang dibawa beliau adalah sebuah sistem yang mengatur jalinan sosial manusia. Bukan hanya sistem yang mengatur relasi antara manusia dengan Allah SWT melalui medium ibadah seperti sholat dan puasa. Namun demikian, keutamaan melakukan ibadah juga disinggung Rasulullah SAW. Dalam kitab Lubbabul Hadits, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa terdapat keutamaan hadits menunaikan ibadah sholat fardhu. Rasulullah SAW bersabda عَنِ ابْنِ عُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ “Buniyal-Islamu ala khamsin syahadatun an la ilaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah, wa iqami-shalati, wa iyta-i az-zakati, wa hajjul-baiti, wa shaumu Ramadhana.” Yang artinya “Islam dibangun atas lima hal. Antara lain mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji, dan menunaikan puasa Ramadhan,”. Pentingnya menunaikan sholat bagi umat Muslim juga ditegaskan Rasulullah SAW. Hal ini tak kalah pentingnya dari perintah menuntut ilmu. Beliau bersabda مَنْ تَرَكَ الصَّلاةَ مُتَعَمِّدا فَقَدْ كَفَرَ جِهاراً “Man taraka as-sholata muta’ammidan faqad kafara jiharan.” Yang artinya “Barangsiapa yang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia telah kafir dengan terang-terangan.” Hadits ini kadarnya sahih dan diriwayatkan Imam At-Thabrani. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Namundari segi sudut ibadah seseorang ahli maksiat diterima atau diganjari pahala oleh ALLAH atau tidak, ia tiada kaitan dengan perbuatan dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh
Tentunyakita tak ingin, keikhlasan yang ada di dalam hati ini, keikhlasan yang selalu kita jaga ini, ternodai dan bahkan terkotori. Dan hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga keikhlasan adalah dengan menghapus sifat ‘ujub itu dari dalam hati, membuangnya jauh-jauh tanpa tersisa. Dimulai dengan hal yang kecil dan sederhana, yaitu anggaplah orang lain lebih baik daripada diri kita

33Sikap Ghuluw Di Dalam Takfir - Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisiy (1)

ahliuntuk menjelaskan kata tasawuf. Harun Nasution, misalnya menyebutkan lima akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT. Dengan kata lain tasawuf adalah yang sangat tekun beribadah, semuanya lebih menarik daripada ribuan kata-kata yang hanya teori belaka.8 Merekalah para pendakwah yang sebenarnya. Pengikut-pengikut mereka merupakan

SeniMenuntut Ilmu. Ulama terdahulu sangat bersemangat dalam menuntut ilmu. Mereka mengetahui keutamaan ilmu dan keutamaan orang yang menuntut ilmu, serta keutamaan orang yang berilmu. Imam Syafi’i berkata, “Siapa yang tidak mencintai ilmu, tidak ada kebaikan padanya.”. Ibnu Abbas berkata, “Mengulang ilmu dalam satu malam lebih baik

Ibadahkepada selain Allah adalah syirik. Begitu pula menyembelih hewan dengan menyebut para nabi dan wali.Demikian pula melakukan nazar untuk selain Allah, karena bernazar itu merupakan ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah. Tawaf di sekeliling kuburan dengan niat ibadah juga tidak boleh karena tawaf khusus dilakukan di Ka’bah.

RU7Z5x.
  • pis6iwj5lv.pages.dev/380
  • pis6iwj5lv.pages.dev/117
  • pis6iwj5lv.pages.dev/379
  • pis6iwj5lv.pages.dev/290
  • pis6iwj5lv.pages.dev/151
  • pis6iwj5lv.pages.dev/179
  • pis6iwj5lv.pages.dev/397
  • pis6iwj5lv.pages.dev/221
  • pis6iwj5lv.pages.dev/345
  • ahli maksiat lebih mulia daripada ahli ibadah